Senin, 05 November 2012

Kudus Tetapkan Enam Desa Wisata

Kudus, 18/1 (ANTARA) - Enam desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ditetapkan menjadi desa wisata, karena memiliki potensi yang mendukung.

"Keenam desa tersebut, yakni Desa Jepang (Kecamatan Mejobo), Loram (Kecamatan Jati), Padurenan (Gebog), dan Colo (Dawe), Wonosoco (Undaan), Kauman (Kota)," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Hadi Sucipto melalui Kepala Bidang Pariwisata Sancaka Dwi Supani di Kudus, Rabu.

Ia mengatakan, keenam desa tersebut, tinggal menunggu surat keputusan (SK) bupati tentang status masing-masing desa sebagai desa wisata.

Sedangkan desa lain yang dikembangkan menjadi desa wisata, yakni Desa Kaliwungu (Kecamatan Kaliwungu), Terban dan Hadipolo (Jekulo), Kajar (Dawe), Rahtawu (Gebog), serta Purworejo (Bae).

Desa yang ditetapkan menjadi desa wisata tersebut, katanya, harus memenuhi sejumlah persyaratan.

Di antaranya, memiliki akses jalan yang memadai, penyediaan fasilitas 'homestay' bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke desa setempat, dan memiliki aktivitas kegiatan di bidang kerajinan maupun kesenian.

Selain itu, lanjut dia, desa wisata juga harus memiliki potensi wisata lokal yang dirayakan setiap setahun sekali.

Pengembangan desa wisata merupakan tindak lanjut dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri untuk memberdayakan masyarakat di bidang wisata.

"Masyarakat diharapkan bisa mandiri dengan mengembangkan potensi wisata yang ada, sehingga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar," ujarnya.

Meski demikian, dia menargetkan, pengembangan desa wisata di Kudus tidak harus bergantung pada bantuan pemerintah, melainkan swadaya masyarakat.

Pada tahap awal, pengembangan desa wisata masih tetap membutuhkan dana stimulan, terutama kegiatan tahunan di masing-masing desa dalam menampilkan atraksi seni.

"Kami juga berencana melatih sejumlah warga tentang pengemasan cendera mata lokal yang layak dijual, seperti potensi batu yang dimiliki oleh Desa Terban," ujarnya.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu dididik tata cara memperlakukan wisatawan dan pembinaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masing-masing desa setempat.

Khusus untuk Desa Jepang, katanya, sudah mendapatkan bantuan dari Provinsi Jateng, berupa dua kios untuk memasarkan produk lokal desa setempat, sekaligus menjadi tempat pameran untuk proses pembuatan kerajinan yang menjadi andalan desa setempat.

Bupati Kudus Musthofa ketika menghadiri ritual air "salamun" atau air keselamatan untuk mendapatkan berkah di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Selasa (17/1) mendeklarasikan Desa Jepang sebagai desa wisata di Kudus.

"Kami berharap, kepala desa dan masyarakat setempat juga mendukung dengan menjaga lingkungan sekitar tetap bersih dan selalu bersikap ramah terhadap setiap pengunjung serta tidak mengurangi adat kebiasaan masyarakat," ujarnya.

Ia berharap, masyarakat juga bisa meningkatkan kualitas produk lokal agar bisa bersaing hingga tingkat nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar